Tukang Parkir Pesawat

Saya lupa pertanyaan persisnya adik panti yang ke urutan 6 bertanya. Namun hal tidak terduga yang saya dengar dan agak mencengangkan. "Loh kok bisa mikir sampai sana adiknya?", begitu dalam benak saya.

Oleh

Yandi Novia

Update on:

Agenda malam itu adalah silaturahim dan doa bersama dengan anak panti asuhan. Sorenya sudah hujan lebat, terpaksa kursi-kursi di bawah tenda sempat dibereskan panitia. Untunglah, malamnya cuaca bersahabat, walaupun masih dalam suasana dingin.

Alunan syair habsyi dilantunkan adik-adik panti. Mereka piawai dalam menambuh gendang dan hafal bait demi bait syairnya. Menunggu acara dimulai.

Mungkin sekitar 60 an anak lebih mengikuti acara malam itu.

Setelah sambutan ketua panti selanjutnya sambutan Ketua KNPI Kalteng Bung M. Alfian Mawardi. Tidak begitu lama. Diakhir dia mencoba mengajak adik-adik panti untuk dialog. “Abang kasih 50 ribu bagi sepuluh orang yang bertanya, bertanya apa aja”, ucapnya.

Saya lupa pertanyaan persisnya adik panti yang ke urutan 6 bertanya. Namun hal tidak terduga yang saya dengar dan agak mencengangkan. “Loh kok bisa mikir sampai sana adiknya?”, begitu dalam benak saya.

Unik dan ini baru pertama saya dengar.

Usai menjawab pertanyaan adik panti tadi. Kemudian Bung M. Alfian Mawardi bertanya balik. “Adik cita-citanya mau jadi apa?”, tanyanya.

“Mau jadi tukang parkir pesawat”, jawab adiknya sambil tangannya memperagakan.

Sontak, kami semua tertawa dan sembari mengucapkan amin.

Jangan Anggap Remeh

Dilangsir dari tempo.co yang dikutip dari Varsity Scope, juru parkir pesawat atau marshaller sama pentingnya dengan pramugari atau pilot. Sudah sering kita lihat, bahwa para marshaller mempunyai keterampilan khusus dalam mengatur parkir pesawat, yaitu dengan gerakan dan isyarat khusus yang harus dipelajari sebelumnya. Marshaller pun mempunyai bebrapa alat keselamatan utama seperti dikutip dari upbubudiarto.id, yaitu rompi untuk membedakan petugas dan penumpang, earmuff (penutup telinga) untuk menurunkan intensitas kebisingan, kacamata (face shield) melindungi dari silau terik matahari, jas hujan (jika sedang terjadi hujan) dan sepatu keselamatan.

Menjadi marshaller juga harus mengikuti pelatihan dan pendidikan sampai memenuhi kualifikasi yang diinginkan.

Syarat Menjadi Marshaller

Tidak sembarang orang bisa menjadi marshaller tentunya. Ada syarat yang harus dipenuhi, seperti mengutip dari situs web AVIA Kampus Penerbangan berikut syarat-syaratnya:

  • Usia minimal 18 tahun dan maksimal 27 tahun
  • Tidak bertindik atau bertato
  • Minimal lulusan SMA atau sederajat
  • Tinggi dan berat badan ideal
  • Tinggi laki-laki minimal 165 sentimeter dan perempuan 160 sentimeter
  • Tidak buta warna
  • Bebas narkoba
  • Lulus tes wawancara (interview)

Persyaratan berkas:

  • Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK)
  • Fotokopi ijazah pendidikan terakhir
  • Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
  • Surat keterangan sehat
  • Pas foto latar biru 2×3 dan 3×4 (masing-masing 4 lembar)

Gaji yang Menggiurkan

Mengutip dari Media Indonesia bahwa gaji marshaller di Amerika Serikat berkisar pada angka US$21 per jam jika di rupiahkan Rp 302.295 (dengan kurs Rp 14.395).

Di Indonesia gaji marshaller berkisar antara Rp4 juta sampai dengan Rp7 juta per bulan. 

Jadi, cita-cita adik panti asuhan tadi merupakan hal yang istimewa. Saya sendiri tidak berpikir sampai sejauh ini. Semoga sukses dan tercapai yaa dik.

Yandi Novia

Pada tahun 2010 saya memulai membangun sebuah blog. Belajar menulis, mengedit, dan belajar hal-hal baru seperti desain grafis dengan corel draw, membangun web hingga menerima jasa pembuatan web, video editing, dan content creator. Saya juga pekerja freelance pada bidang komunikasi dan mobilisasi sosial. Mari Berteman!

Pos Terkait:

Tinggalkan komentar: