Kenapa harus scale up?
Jadi scale up itu, hanyalah sebuah usaha memenuhi kebutuhan, bukan kebutuhan pribadi, tapi kebutuhan bersama.
Jadi scale up itu, hanyalah sebuah usaha memenuhi kebutuhan, bukan kebutuhan pribadi, tapi kebutuhan bersama.
Yang bertumbuh, mereka menahan rasa sakitnya perubahan, rasa nyaman dan pembenaran dan alas an-alasan selalu menghiasi orang orang yang ingin bertumbuh.
Pemimpin di masa sulit tetap menampakkan kapasitas membalik keadaan menjadi peluang dan resiko yang terukur. Tanpa kepemimpinan yang kuat, maka organisasi kita akan lemah dan tidak berdaya.
Itulah kenapa beliau bilang, kamu kurus itu mengelola diri, bagaimana mengelola orang lain. Jadi membesarkan otot itu, adalah latihan mengelola diri,
Untuk jadi manager keterampilan Konseptual dan Soft skill, bukan hanya keterampilan tekhnis. Yang utama dan penting adalah belajar, belajar, belajar, berlatih, berlatih, berlatih. Prosesnya pengumpulan data.
Goals harus jelas, terukur. Sedangkan penggunaan "wish" hanyalah sekedar harapan/ angan-angan yang tidak mungkin terwujud. Dan Rasulullah melarang kita panjang angan-angan.
Goals jangan dirubah, tapi caranya untuk mencapainya yang harus dirubah. Strateginya yang harus dirubah. Konsisten. Proyeksi berdasarkan perkiraan masa lalu, Prediksi berdasarkan teori, Estimasi perkiraan berdasarkan feeling dari pengalaman.
Goals harus dituliskan, jangan cuma dikepala, ditanda tangan dan kalau bisa dipajang, dibingkai. Sebagai komitmen. Goals harus di roll down, sampai kemanajemen yang paling rendah. Dipecah-pecah.
Kita sudah mendapat pelajaran, berbisnis konvensional dan berbisnis dengan strategi. Bagaimana teman kami usaha sembako, yang dulu beliau mendapatkan profit 30 juta sebulan, sekarang sudah tidak jualan lagi, tidak bisa bersaing.
Alasan kita hanya satu, ketika sudah dilakukan dan ternyata gagal, qodarullah. Kita yang berikhtiar, Allah yang menentukan. Perbaiki lagi diri, perbaiki lagi cara. Lanjut bertumbuh.
Pindah dengan tujuan, sebuah proses menemukan diri sendiri dan tujuan yang lebih besar.
Fokuslah pada tanggung jawab kerja, bukan jabatan pekerjaan.