Di usia 93 tahun Pemuda Muhammadiyah pada 2 Mei 2025 ini, kita tidak bisa lagi hanya sekadar menjadi penonton sejarah. Kita adalah pelaku yang dituntut untuk terus menulis ulang narasi gerakan kita sendiri dengan kerja, bukan hanya retorika. Saya tidak akan mengulang-ulang jargon besar tentang gerakan dan perubahan. Cukup sudah kita kenyang dengan slogan. Kini saatnya bergerak. Dengan cara kita. Dengan keyakinan kita.
Amanah ini saya terima di penghujung November 2023, dalam suasana Musyawarah Wilayah XI yang berlangsung khidmat. Sebanyak 111 kader dari seluruh Kalimantan Tengah berkumpul, berdiskusi, dan memilih arah. Dari formatur yang dipilih, kemudian saya dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalteng periode 2023–2027. Ini bukan kemenangan, ini panggilan. Dan seperti panggilan mana pun dalam sejarah Muhammadiyah, jawabannya cuma satu, berjuang.
Kita tidak kekurangan ide. Tidak juga miskin strategi. Tapi kita sering goyah pada titik yang paling sederhana. Saya menyederhanakan bahasanya dengan istilah “kemauan”. Kita tahu apa yang harus dilakukan, tapi terlalu sering menundanya. Dan ketika realitas menampar wajah kita dengan kelesuan gerakan, kita cenderung menyalahkan anggaran, fasilitas, atau ke alpaan pengurus. Padahal, keikhlasan dan kerja keras adalah bahan bakar pertama setiap perubahan. Idealnya seperti itu. Mungkin. Atau bahkan memang benar adanya.
Saya memilih untuk berjalan perlahan, tapi pasti. Gerakan ini harus dibangun langkah demi langkah. Tidak bisa instan. Karena bila terlalu cepat, kita bisa kehilangan arah. Hmm.. ini sebagian dari pembelaan. Tapi, kita sedang membangun ulang bukan hanya struktur, tapi roh gerakan.
Jujur saja, banyak yang lesu. Banyak yang bingung. Bahkan, ada yang apatis. Lalu kita berpura-pura semuanya baik-baik saja. Tapi tidak. Kita sedang butuh suntikan semangat baru bukan sekadar motivasi sesaat, tapi kesadaran kolektif bahwa kita semua pemilik gerakan ini. Kita adalah bagian dari Pemuda Muhammadiyah.
Organisasi ini tidak akan maju kalau hanya digerakkan oleh segelintir orang. Harus ada kesadaran masif, bahwa kader di pelosok kabupaten pun punya nilai yang sama pentingnya. Maka, gerakan kita ke depan harus menyentuh akar. Safari pembinaan bukan simbolis, tapi kerja nyata untuk menyapa, mendengar, dan memeluk kembali semangat mereka yang mulai redup.
Kita Telah Memulai, Tak Ada Kata Berhenti
Kurang lebih sudah empat tahun kita tidak bergantung pada bantuan dana dari pemerintah. Ini bukan sekadar kondisi, tapi pelajaran penting tentang arti kemandirian. Justru dalam keterbatasan itulah, komunikasi dan relasi antar-kader menjadi lebih hidup. Kita diuji, sejauh mana kita benar-benar mampu bertahan dan bergerak tanpa menggantungkan segalanya pada anggaran.
Dan ternyata, kita bisa. Kita bertahan. Kita tetap bergerak. Walaupun kadang merangkak, bahkan kadang seperti bayi yang baru belajar berjalan. Istilah sederhana yang sering kita gunakan adalah “dapur bertambah”, dalam arti bersiap-siaplah rezeki mu, pendapatan mu, dikeluarkan untuk organisasi ini. Walaupun tidak banyak.
Maka, untuk hari-hari ke depan, saya ingin kemandirian ini terus kita jaga dan rawat. Kita bangun kekuatan dari dalam, lewat relasi yang sehat, komunikasi yang terbuka, dan konsolidasi kader yang solid. Kita bergerak dari bawah. Dari cabang. Dari ranting. Karena gerakan yang besar lahir dari fondasi yang kokoh di akar rumput.
Dan siapa pun yang mencibir, mengecilkan, bahkan mengkerdilkan diri dan gerakan kita, mari kita ingat Buya Hamka. Ia berdiri tegak di tengah badai, bukan karena punya kuasa, tetapi karena punya keyakinan. Dan itulah yang harus kita warisi.
Pemuda Muhammadiyah bukan nostalgia. Bukan pula romantisme sejarah. Ini tentang hari ini dan esok. Tentang bagaimana kita hidup dan menghidupkan. Saya ingin membuktikan bahwa imaji gerakan itu bisa menjadi nyata, asal kita tidak berhenti.
Karena hari ini, di usia 93 tahun Pemuda Muhammadiyah, kita tak sedang memperingati usia, tapi sedang memulai sesuatu yang baru.
Selamat milad gerakan ku, Pemuda Muhammadiyah.
* Yandi Novia
(Ketua Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Tengah)