Liputan

RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, 10 Tahun Melayani

Bidang kesehatan, merupakan salah satu ikon dakwah Muhammadiyah yang memberikan banyak kontribusi selain pendidikan, ekonomi dan sosial. Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan terinspirasi dari Al Qur’an surah Al Maun, sehingga dirintislah pendirian PKO atau Penolong Kesengsaraan Oemoem (sekarang PKU), dengan fokus pada pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Spirit revolusioner Al Maun hingga kini terus menginspirasi pergerakan Muhammadiyah di seluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali di Kota Palangka Raya. Pada tanggal 18 Januari 2010 RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya diresmikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Terhitung, sampai pada tanggal 18 Januari 2020, RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya sudah satu dekade hadir di tengah-tengah masyarakat. Memberikan kontribusi nyata dalam membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dengan tidak memandang status sosial dan golongan.

“Pertama-tama selamat milad yang ke-10 dan selamat juga RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya ini yang telah megemban akreditasi paripurna bintang lima. Posisi sebagai RS yang diberikan kepercayaan oleh akreditas paripurna bintang lima itu harus diimplementasikan juga dalam programnya”, kata Dr. H. Ahmad Syar’i, M.Pd Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah saat memberikan sambutan dalam acara Milad RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Sabtu (18/01) di Aula Utama Universitas Muhammadiyah Palangkaraya jalan RTA. Milono KM. 1,5.

“Bagi Muhammadiyah memang rumah sakit itu memiliki beberapa status sebagai institusi layanan kesehatan dan pengelolaan dan pelaksaaannya profesisional. Pesannya semoga kedepannya bisa lebih baik lagi, layanannya baik dan ramah sehingga RS ini bisa tetap menjadi pilihan masyarakat. Kami juga berharap RS ini bisa sukses dan berkembang lagi kedepannya”, ucap Ahmad Syar’i.

Ia juga mengatakan bahwa kedepan RS makin berkompetisi, masyarakat akan mencari RS yang pelayananya baik dan fasilitas yang tersedia. Sehingga RSI PKU Muhammadiyah yang merupakan RS swasta harus meningkatkan kualitas pelayanan dan juga fasilitasnya.

“Begini RS itukan makin kedepan makin berkompetisi, masyarakat itu tidak seperti dulu langsung masuk RS, jadi RS mana yang layanannya baik, fasilitas yang tersedia itu yang dipilih. RSI PKU Muhammadiyah ini merupakan rumah sakit swasta yang mengharapkan dari masyarakat, jadi jika masyarakat tidak memilih RSI PKU kan RS ini juga akan bermasalah. Oleh karena itu supaya dia tetap jadi pilihan masyarakat kita selalu mendorong supaya dari sudut pelayanannya ditingkatkan dan disisi fasilitas juga ditingkatkan”, katanya kepada redaksi Betang Voice, Sabtu (18/01).

“Ya termasuk kemarin pas akreditas kita menyiapkan mereka memperoleh akreditas yang paripurna mungkin untuk tipe C Palangka Raya ini satu-satunya yang akrediasinya A paripurna”, tambahnya.

Sementara itu, Direktur RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dr. Suyanto, Sp.PD mengatakan bahwa selama 10 tahun berdiri, baru beberapa tahun ini perkembangannya signifikan.

“Selama 10 tahun RSI PKU Muhammadiyah berdiri, baru beberapa tahun ini perkembangannya signifikan. Jadi, menjelang penilaian akreditasi mungkin baru dimulai tahun 2016 mulai terlihat arahnya. Setelah kita mempelajari tetang akreditasi pada tahun 2016 baru kita paham ternyata pelayanannya seperti ini”, terang dr. Suyanto.

Menurut dr. Suyanto kedepannya persaingan antar RS semakin ketat, sehingga RSI PKU Muhammadiyah harus bisa mencari peluang-peluang yang bisa kemudian dikembangkan.

“Untuk saat inikan lansia, gereatri belum dikembangkan di RS lain kemudian spesialis kecantikan belum ada di RS lain, kemudian pelayanan faksinasi untuk dewasa. Yang sudah siap baru pelayanan gereatri dan pelayanan vaksinasi untuk dewasa”, tuturnya.

“Harapannya kita memang menyesuaikan masyarakat yang mulai melek informasi, jangan sampai kita ketinggalan mengupdate tentang keilmuan kita karena kedepannya masyarakatkan kan lebih kritis, untuk menghadapi masyarakat yang lebih kritis kan harus siap informasi dan edukasi bukan sekedar mitos yang berkembang di masyarakat”, tutupnya. (dyn)

Tag:

Artikel Terkait:

Tinggalkan komentar: