Ahsanu Amalaa, Wakili Kalteng di Ajang Korea Internasional Culture and Education

Selain itu, Amalaa juga berkesempatan mempresentasikan makalahnya di hadapan delegasi dari berbagai negara yang mengikuti event tersebut. Makalah yang diberi judul “The Power of Heterogenitas Culture Indonesia”, menjelaskan tentang keanekaragaman budaya Indonesia dengan jumlah paling banyak di dunia namun tetap hidup rukun dan saling berdampingan.

Oleh

Yandi Novia

Update on:

Jadwal kuliah yang padat serta tugas-tugas yang terus menanti, ditambah lagi harus aktif di beberapa kegiatan intra kampus seperti Paduan Suara, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Lembaga Pers Mahasiswa dan English Community, tidak menghalangi untuk beraktivitas yang lebih jauh lagi. Begitulah yang dilakukan oleh Ahsanu Amalaa, mahasiswi semester tiga Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.

Pada 26-30 Oktober bulan lalu, Ahsanu Amala menjadi delegasi yang mewakili mahasiswi Kalimantan Tengah dalam ajang Korea Internasional Culture and Education 2019 di Korea Selatan, yang di ikuti oleh perwakilan pemuda se Asia Pasifik.

Meski terbilang muda, Amalaa, sapaan akrabnya yang berusia 19 ini tampil percaya diri dalam beberapa event Internasional tersebut. Diantaranya tampil sebagai presenter dan Culture  Performance dengan mengenakan baju Adat Dayak Kalteng di acara yang diselenggarakan oleh Internasional Global Network (IGN) tersebut.

Selain itu, Amalaa juga berkesempatan mempresentasikan makalahnya di hadapan delegasi dari berbagai negara yang mengikuti event tersebut. Makalah yang diberi judul “The Power of Heterogenitas Culture Indonesia”, menjelaskan tentang keanekaragaman budaya Indonesia dengan jumlah paling banyak di dunia namun tetap hidup rukun dan saling berdampingan.

“Makalah yang Amalaa sampaikan sangat sederhana, namun isinya menjelaskan bagaimana Indonesia dengan keanekaragaman budayanya tetap hidup rukun dan saling berdampingan satu dengan lainnya”, jelas Amalaa saat diwawancara Betang Voice, Senin (23/12).

Bahkan menurut Amalaa dengan keanekaragaman budaya tersebut, menjadikan masyarakat bisa menguasai lebih dari satu bahasa daerah, itu terjadi karena dalam satu keluarga terdapat beberapa suku.

Menurutnya banyak sekali ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan. Karena dengan ada ajang perkenalan budaya masing-masing Negara, memberikan kesempatan untuk mengetahui budaya tersebut.

“Kita tuh akrab satu dengan lainnya, jadi interaksi selama lima hari itu kita sangat dekat, karena semangat kami yang menjadi delegasi itu sama”, ungkap Amalaa.

Kegiatan kunjungan juga dilakukan, diantaranya berkunjung ke berbagai universitas di Seoul, salah satunya Yonsei University yang merupakan universitas terbaik dunia.

Amalaa menambahkan, dirinya sangat bersyukur bisa keluar negeri dengan membawa nama besar kampus dan bisa  memperkenalkan budaya Kalimantan Tengah di ajang Internasional.

“Amalaa juga berterima kasih, kepada kampus dan pihak fakultas yang telah membantu secara penuh sehingga bisa berangkat ke Seoul dalam ajang tersebut”, jelasnya.

Bagi Amalaa peluang mempelajari dan mengenal budaya sampai ke luar negeri seperti ini bukan hanya dijadikan sebagai ajang jalan-jalan semata karena ada nama besar Indonesia yang harus diharumkan di negeri gingseng tersebut. Dia berharap semoga dengan apa yang telah dilakukannya menjadikan budaya Indonesia terutama budaya Kalimantan Tengah lebih dikenal lagi di berbagai Negara. (dyn)

Yandi Novia

Pada tahun 2010 saya memulai membangun sebuah blog. Belajar menulis, mengedit, dan belajar hal-hal baru seperti desain grafis dengan corel draw, membangun web hingga menerima jasa pembuatan web, video editing, dan content creator. Saya juga pekerja freelance pada bidang komunikasi dan mobilisasi sosial. Mari Berteman!

Tags:

Pos Terkait:

Tinggalkan komentar: