Materi Kuliah

Materi Genre Mekanisme Pengelolaan PIK Remaja dan Mahasiswa (lanjutan)

Gambar ilustrasi dari canva
Materi ini lanjutan dari materi yang sebelumnya anda lihat… Mohon maaf, ketikan tidak beraturan. Silakan di edit.

C.   Tahap Tegar

1.    Materi dan isi pesan yang diberikan :

a.    8 Fungsi Keluarga

b.    Pendewasaan Usia Perkawinan

c.    TRIAD KRR

d.    Keterampilan hidup (Life Skills)

e.    Keterampilan advokasi dan KIE

f.     Pengembangan materi sesuai kebutuhan PIK Remaja/Mahasiswa

2.    Kegiatan yang dilakukan :

a.    Lokasi didalamdan di luar PIK Remaja/Mahasiswa

b.    Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam dan di luar PIK(Sosialisasi, dialog interaktif melalui radio dan TV, penyuluhan dan pembinaan, seminar, roadshow ke sekolah, pameran, pentas seni, pemberian informasi melalui event strategis yang berkaitan dengan remaja).

c.    Melakukan Konseling

d.    Menggunakan media cetak dan elektronik

e.    Melakukan pencatatan dan pelaporan

f.     Melakukan advokasi dan KIE untuk mengembangkan jaringanpelayanan

g.    Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat remaja untuk datang ke PIK Remaja/Mahasiswa (pelatihan penyiapan karir, jambore remaja, pentas seni, lintas alam/outbond, bedah buku, bedah film, bimbingan belajar siswa, pendampingan kepada remaja bermasalah, pendataan jumlah korban narkoba, studi banding, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan olahraga dan kesenian, lomba-lomba, diskusi, buka puasa bersama, bercocok tanam, beternak dsb).

h.    Melakukan pelayanan lain sesuai kebutuhan remaja (pemeriksaan gigi, konsultasi kecantikan, konsultasi gizi).

i.      Mampu mengakses jaringan internet.

j.      Melibatkan jaringan untuk melakukan pelayanan kesehatan dasar.

3.    Sarana dan prasarana

a.    Ada Ruang Sekretariat, Ruang Konseling dan Ruang Pertemuan

b.    Memiliki papan nama dengan ukuran minimal 60×90 cm

c.    Struktur pengurusminimal terdiri dari: Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Program dan Kegiatan, Anggota (PS, KS, Volunteer)

d.    4 orang Pendidik Sebaya yang sudah dilatih

e.    4 orang Konselor Sebaya yang sudah dilatih

f.     Lokasi mudah di akses dan disukai oleh remaja

g.    Memiliki hotline/sms konseling

h.    Memiliki perpustakaan

i.      Memiliki sarana dan prasarana jaringan internet

4.    Jaringan

a.    Pembuat Kebijakan dilingkungannya (Lurah/Kades, TOGA/TOMA, Puskesmas/Pustu, Kepala Sekolah, Dekan, Direktur Akademi, Psikolog/Psikiater, Dokter dan Paramedis, dll)

b.    Mitra Kerja (PKBI, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemahasiswaan dan Kesiswaan)

c.    Memiliki organisasi Induk Pembina PIK Remaja/Mahasiswa

IV.Kiat-kiatPengembangan PIK Remaja/Mahasiswa(Tumbuh,Tegak, Tegar)

A.   Tahap Tumbuh

1.    Sarasehan dalam rangka sosialisasi program PKBR pada kelompok remaja/mahasiswa

2.    Konsultasi dan koordinasi untuk memperoleh dukunngan/persetujuann dengan pimpinan setempat (Kepala Desa/Lurah, Camat, Bupati/Walikota, TOGA/TOMA, Kepala Sekolah, Rektor, Pesantren, Pimpinan Perusahaan)

3.    Mengikuti pelatihan 2 orang Pendidik Sebaya dan Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa

4.    Menyusun program dan kegiatan

5.    Melakukan peresmian pembentukan PIK Remaja/Mahasiswa

B.   Tahap Tegak

1.    Melatih 4 orang menjadi Pendidik Sebaya

2.    2 orang Pendidik Sebaya dilatih menjadi 2 orang Konselor Sebaya

3.    Menyusun program dan kegiatan di dalam dan di luar PIK Remaja/Mahasiswa

4.    Aktif dalam kegiatan advokasi dan KIE

5.    Melakukan koordinasi dengan mitra kerja terkait.

C.   Tahap Tegar

1.    Melatih 4 orang menjadi Pendidik Sebaya

2.    4 orang Pendidik Sebaya dilatih menjadi 4 orang Konselor Sebaya

3.    Menyusun program dan kegiatan di dalam dan di luar PIK Remaja/Mahasiswa

4.    Aktif dalam kegiatan advokasi dan KIE

5.    Melakukan koordinasi dengan mitra kerja terkait termasuk media massa.

6.    Mengembangkan kegiatan sesuai dengan karakteristik, dinamika dan  kebutuhan remaja/mahasiswa

7.    Sudah melakukan rujukan sesuai dengan masalah remaja.

V.     Kemitraan

A.     Pengertian

Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).

B.     Prinsip-prinsip Kemitraan

1.    Memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan dengan struktur);

2.    Memahami kemampuan masing-masing pihak (kapasitas unit/organisasi);

3.    Menjalinberkomunikasi secara proaktif.

4.    Terbuka, dalam arti tidak ada hal-hal yang ditutupi.

5.    Saling mendorong/mendukung kegiatan.

C.     Langkah dalam Pengembangan Kemitraan

1.    Penjajagan

2.    Penyamaan persepsi

3.    Pengaturan peran

4.    Komunikasi intensif

5.    Merencanakan dan melaksanakan kegiatan

6.    Melakukan pemantauan dan penilaian.

VI.   Mekanisme Pelayanan Rujukan

A.     Identifikasi Tempat-tempat Pelayanan Rujukan Masalah Program PKBR

1.  Identifikasi potensi tempat-tempat pelayanan rujukan masalah program PKBR

Setiap daerah memiliki potensi tempat pelayanan rujukan yang berbeda-beda, baik dari sisi jumlah maupun jenis pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu setiap konselor sebaya harus memiliki peta potensi tempatpelayanan rujukan yang berkenaan dengan pelayanan lanjutan program PKBR, baik untuk rujukan medis maupun non-medis. Contoh tempatpelayanan rujukan program PKBR: RSUD, PUSKESMAS, Pusat Rehabilitasi, Rumah Singgah (Shelter), Biro Konsultasi Psikologis, Pusat Pelayanan Terpadu milik POLRI (Ruang Pelayanan Khusus/RPK Anak, Remaja dan Wanita).

2.  Identifikasi jejaring kerja dengan tempat-tempatpelayanan rujukan

Apabila konselor sebaya sudah memiliki peta potensi tempatpelayanan rujukan di daerahnya, maka yang perlu diketahui adalah apakah tempat-tempat pelayanan rujukan potensial tersebut sudah menjalin kerjasama atau membentuk jejaring kerja guna memberikan pelayanan yang komprehensif kepada remaja yang memerlukan. Dalam hal ini perlu dicermati pula bentuk kerjasama yang disepakati, karena akan sangat terkait dengan mekanisme rujukan dan sistem pembiayaannya. Namun, apabila belum ada kerjasama maka perlu dirintis, misalnya oleh konselor sebaya atau oleh pihak lain yang bertanggung jawab terhadap keberadaan konselor sebaya.

B.     Kriteria sasaran/klien yang perlu dirujuk

Seorang konselor sebaya harus mampu mengidentifikasi apakah kliennya memerlukan pelayanan lanjutan atau tidak. Hal-hal yang dapat dilakukan konselor sebaya untuk memastikan apakah kliennya memerlukan rujukan atau tidak antara lain adalah:

1.  Menanyakan secara langsung apakah klien memerlukan bantuan orang lain.Misalnya dengan menanyakan kepuasan klien akan konsultasi yang diberikan, dan jika belum puas tanyakan apakah klien menginginkan orang lain untuk memberikan konsultasi lanjutan.

2.  Konselor juga dapat menanyakan apakah klien bermaksud mendapat pelayanan lanjutan. Misalnya dalam kasus klien yang ragu apakah ia terinfeksi HIV, kemungkinan klien ingin menjalani test darah untuk memastikan adanya infeksi.

3.  Setelah itu lakukan langkah-langkah yang dapat membantu proses rujukan seperti: Tanyakan kesediaan klien untuk dirujuk. Untuk itu perlu adanya kesepakatan antara klien dan konselor tentang pelayanan lanjutan yang dibutuhkan dan kemana tempat pelayanan rujukan yang dituju. Konselor juga menanyakan apakah ada kehendak/pilihan klien terhadap tempat pelayanan rujukan tertentu, tenaga yang akan melayani (misalnya: laki-laki atau perempuan), jam pelayanan, dsb.

C.     Hal-hal yang perlu diperhatikandalam melakukan rujukan

Apabila klien sepakat untuk dirujuk, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1.  Mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme rujukan dari setiap tempat pelayanan. Misalnya mekanisme rujukan ke RSUD berbeda dengan mekanisme rujukan ke pusat rehabilitasi atau ke shelter/rumah singgah.

2.  Mengetahui mekanisme rujukan medis dan non medis.

3.  Pengelola/konselor hendaknya mengetahui dengan pasti kepada siapa klien akan dirujukberdasarkankerjasama yang telah disepakati.

4.  Di dalam kesepakatan kerjasama dengan tempat pelayanan rujukan hendaknya sudah jelas tentang bagaimana cara merujuk klien. Misalnya, apakah dengan surat rujukan resmi, per telepon, atau dapat datang langsung ke tempat pelayanan rujukan.

D.     Sistem Pembiayaan di Tempat-tempat Pelayanan Rujukan

1.  Sistem pembiayaan untuk tempat pelayanan rujukan medis (klinik)

Biaya yang ditimbulkan oleh adanya tindakan medis sangat bervariasi. Disisi lain, tidak semua tindakan memerlukan biaya (artinya: gratis), dan ada pula yang mendapat subsidi dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Untuk itu konselor sebaya harus mengetahui secara rinci dari kesepakatan kerjasama dengan pusat rujukan medis tentang sistem pembiayaan tersebut dan harus diinformasikan secara jelas kepada klien. Dengan demikian klien merasa siap secara finansial, atau konselor sebaya dapat menjadi mediator untuk berbicara dengan orang tua/pihak keluarga klien guna mendapatkan biaya yang diperlukan.

2.  Sistem pembiayaan untuk tempat pelayanan rujukan non-medis

Pada umumnya, setiap jasa yang diberikan oleh biro konsultasi psikologis memerlukan biaya. Namun perlu pula dicermati isi kerjasama yang disepakati, apakah memungkinkan tanpa biaya apapun dalam memperoleh layanan.

F.     Daftar Alamat Rujukan

1.      Pusat Rehabilitasi NAPZA

a.  Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), JL Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7695461, 7655461, 7698240, 7504009.

b.  Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pemerintah di 24 Provinsi.

c.   Rumah Sakit Jiwa Swasta lainnya:

1)     Sanatorium Dharmawangsa, Jl. Dharmawangsa No. 13, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp. (021) 734484.

2)     RS. Ongko Mulyo, Jl. Pulomas Barat VI, Jakarta Timur. Tip. (021) 4722719.

3)     RSI Islam Khusus Jiwa, Jl. Bunga Rampai 10, Klender, JakartaTimur

4)     RSJ Dharma Sakti, Jl. Kaji No. 40, Jakarta Pusat

5)     RSDharma Jaya, Jl. Raya Mangga Besar, Jakarta Pusat

d.  Bagian Psikiatri RSUP di seluruh Indonesia, antara lain:

1)     RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Diponegoro No. 71,Jakarta Pusat. Telp. (021) 334044, 326377.

2)     RSU Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022)234953, 234954, 234955.

3)     RSU Dr. Sarjito, Jl. Kesehatan Sekip, Yogyakarta. Telp. (0274)587383.

4)     RSU Dr. Karjadi, Jl. Dr. Sutomo No. 16, Semarang,Jawa Tengah. Telp. (024) 413476.

5)     RSU Sanglah, Jl. Diponegoro, Denpasar, Bali. Telp. (0301)224556.

6)     RSU Dr. M. Djamil, Jl. Perintis Kemerdekaan, PadangSumatera Barat. Telp. (0751)21688.

7)     RSU Pringadi, Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 47, Medan, SumateraUtara.

8)     RSU Palembang, Jl. Jend. Sudirman Km. 3,5, Palembang, Sumatera Selatan

9)     RSU Manado, Jl. Yos Sudarso, manado, Sulawesi Utara

10)  RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Jl. Perintis Kemerdekaan, Makasar, Sulawesi Selatan.

e. Bagian Psikiatri Rumah Sakit ABRI:

1)     RSPAD Gatot Subroto, Jl. Abdul Rahman Saleh, Jakarta Pusat

2)     RSAL Mintoharjo, Jl. Bendungan Hilir No. 17, Jakarta Pusat

3)     RS POLRI, Jl. Kramat Jati, Jakarta Timur

4)     RSAU Halim Perdana Kusuma, Lanud Halim Perdana Kusuma,Jakarta Timur

f.    Panti Sosial Parmadi Putra Insyaf, Jl. Willem Iskandar No. 37, Medan, Sumatera Utara

g.  Panti Sosial Parmadi Putra Khusnul Khotimah, Jl. Babakan Pocis Serpong, Tanggerang, Banten

h.  Panti Sosial Parmadi Putra Galih Pakuan , Jl. H. Miing No. 71 Putat Nutug, Parung, Bogor, Jawa Barat.

i.    Panti Sosial Parmadi Binangkit , Lembang (Khusus wanita), Jl. Raya Maribaya No. 23, Lemabang, Bandung, Jawa Barat.

j.    Panti Sosial Parmadi Mandi , Jl. Amposari II/4, Kel. Sendang Guwo, Semarang Timur, Jawa Tengah.

k.   Panti Sosial Permadi Putra Teratai , Jl. Balongsari Dalam No. 1, Surabaya, Jawa Timur.

l.    Rumwatik Parmadi Siwi, Polda Metro Jaya, Jl. MT. Haryono No.11, Cawang, Jakarta Timur. Telp. (021) 8092713.

m. Wisma Adiksi, Jl. Jati Indah 1/23, Pangkalan Jati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 16514.

n.  Yayasan Titihan Respati, Jl. Hang Lekir 11/16, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

o.  Terapi dan Rehabilitasi Pasien NAPZA ala Prof. Dadang Hawari, Jl. Tebet Mas Indah Blok E/5, Jakarta Selatan.

p.  Yayasan Kasih Mulia, Jl. Camar Indah I Blok DD 10 Ruko Pantai Indah Kapuk, Pluit, Jakarta Utara

q.  Pesantren Inabah IV, Jl. Sindanglaya No. 8, Tasik Malaya Jawa Barat

r.    Rumah Kemang, Jl. Kemang 1/8, Jakarta Selatan

s.   Yayasan Insan Pengasih/Drop in center, Jl. Daksa IV/69, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

t.    Yayasan Putra Sesana Bali, Telp. (0361) 462306.

u.  Program Rehabilitasi Sekolah Tinggi Theologia BKWI Yogyakarta, Jl. HOS Cokroaminoto Yogyakarta

v.   Pesantren Inabah Tamban d/a RS Tamban, Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

w. Panti Rehabilitasi Soteiria, Jl. Padang Bulan Medan, Sumatera Utara. Tlp. (61) 82201173.

2.      Rujukan HIV dan AIDS dapat menghubungi Komisi Penanggulangan AIDS di daerahnya masing-masing.

Baca materi sebelumnya di bloggerkalteng.id

Tag:

Artikel Terkait: