Materi Kuliah

Materi Genre 8 (Delapan) Fungsi Keluarga (lanjutan)

Gambar ilustrasi dari canva
Materi ini lanjutan dari materi yang sebelumnya anda lihat…

Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tuanya, anak belajar bukan hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain. Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya adalah:

  1. Empati, adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain
  2. Akrab, hubungan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan
  3. Adil, memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak
  4. Pemaaf, dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam
  5. Setia, maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan
  6. Suka menolong, ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain
  7. Pengorbanan, kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain
  8. Tanggung jawab, mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.

Fungsi Perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran Islam bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tenteram. Dalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

  1. Aman, dimaksudkan suatu perasaan yang terbatas dari ketakutan dan kekhawatiran
  2. Pemaaf, memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorangdan memberi kesempatanuntuk memperbaikinya
  3. Tanggap, maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan
  4. Tabah, mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan
  5. Peduli, suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan

Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai pengembangan dari tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri yang sah. Pada umumnya berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan, antara lain dalam hal pemberian informasi mengenai pentingnya fungsi reproduksi bagi remaja. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur.

Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur mencapai 65% (SDKI, 2007), terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 29% dan 32%. Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui risiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekali masing-masing mencapai 63% (SDKI, 2007), terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 49% dan 45%.

Hasil penelitian tentang pengetahuan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dilakukan di DKI Jakarta oleh LD-UI tahun 2005, menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang IMS masih sangat rendah kecuali mengenai HIV dan AIDS yaitu sebesar 95%, Sifilis (Raja Singa) sekitar 37%, penyakit Gonorrhea (Kencing Nanah) 12%, Herpes Genitalis 3%, Klamidia/Kandidiasis 2%, Condiloma Akuminata (Jengger Ayam) 0,3%.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu adanya penanaman 3 nilai dasar yang harus dipahami dalam fungsi reproduksi diantaranya adalah tanggung jawab, sehat, dan teguh.

  1. Tanggung jawab dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya
  2. Sehat dimaksudkan untuk keadaan sehat secara fisik, fungsi dan sistem reproduksi serta rohani/emosional, orang yang sehat dalam fungsi reproduksi dicirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya
  3. Teguh dimaksudkan untuk keteguhan dalam fungsi reproduksi yaitu kemampuan seseorang mampu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah.

Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. Setiap manusia mempunyai sistem sosial terkecil yaitu keluarga. Menurut Coleman dan Cressey, keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh pernikahan, keturunan atau adopsi yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga.

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Keluarga selain berfungsi sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual. Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga.

Ketujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

  1. Percaya diri dalam fungsi sosialisasi/pendidikan adalah kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
  2. Luwes dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya dengan mudah menerima pendapat orang lain serta dapat bergaul dengan siapa saja.
  3. Bangga dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan yaitu perasaan senang yang dimiliki, ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang diinginkan.
  4. Rajin dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Orang rajin dicirikan dengan selalu menyediakan waktu tanpa mengenal menyerah serta mempunyai cita-cita.
  5. Kreatif dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah mendapatkan banyak cara untuk melakukan sesuatu. Orang kreatif dapat dicirikan dengan selalu banyak ide/gagasan dalam melakukan sesuatu, tidak pernah berhenti.
  6. Tanggung jawab dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan maksudnya mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.
  7. Kerjasama dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan maksudnya melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama. Kerjasama dapat dicirikan dengan kemampuan seseorang untuk saling menolong, suka kerja kelompok, setia kawan dan ada pembagian tugas dengan orang lain.

Selain dalam lingkungan sosial non formal, terdapat juga lingkungan sosial formal untuk menunjang pendidikan yaitu sekolah. Sekolah mempunyai peran sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial dan moral para siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Disamping itu hasil dari pendidikan yang diterima anak di sekolah akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian di masyarakat.

Fungsi ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bahasan, yaitu:

  1. Ilmu ekonomi makro, yaitu ilmu yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan, seperti pendapatan nasional, kesempatan kerja, dan tingkat harga pada umumnya.
  2. Ilmu ekonomi mikro, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis bagian-bagian tertentu dari keseluruhan kegiatan perekonomian seperti tingkah laku konsumen dan tingkah laku produsen.

Ekonomi keluarga termasuk dalam pembahasan ekonomi mikro. Pembahasan ekonomi keluarga adalah pembahasan atau analisis yang berkaitan dengan perilaku ekonomi keluarga yang dikaitkan dengan proses permintaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya diantaranya adalah:

  1. Kebutuhan primer
    Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang benar-benar sangat dibutuhkan oleh keluarga dan sifatnya wajib untuk dipenuhi, contohnya kebutuhan sandang, pangan dan papan.
  2. Kebutuhan sekunder
    Kebutuhan sekunder keluarga adalah kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok terpenuhi, contohnya kebutuhan rekreasi, kebutuhan transportasi, kesehatan dan pendidikan.
  3. Kebutuhan tersier
    Kebutuhan tersier keluarga adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder, contohnya adalah mobil, komputer, apartemen, dan lain sebagainya.

Bagi remaja yang belum berkeluarga atau yang sudah merencanakan untuk berkeluarga, sudah seharusnya untuk mempunyai gambaran tentang bagaimana sebaiknya keuangan keluarga itu akan dikelola. Pengelolaan keuangan ini memang harus diperhatikan, sebelum berbagai masalah akan dialami dalam keluarga. Langkah-langkah untuk menyusun rencana keuangan sebelum berkeluarga:

  1. Menganalisis pemasukan dan pengeluaran
  2. Mendiskusikan dengan calon pasangan tentang tujuan keuangan atau impian-impian yang diinginkan tersebut dipilah menjadi 3 tahap yaitu jangka pendek (dibawah satu tahun), jangka menengah (1-5 tahun), jangka panjang (diatas 5 tahun).
  3. Menyiapkan pendanaan untuk meraih semua impian tersebut
  4. Bila tabungan sudah cukup segeralah merencanakan peluang usaha
  5. Disiplin dalam pengelolaan keuangan.

Fungsi Lingkungan

Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan diri untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksud sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institusi masyarakat sebagai lingkungan sosialnya dan dukungan kemudahan dari pemerintah.

Dalam fungsi lingkungan terdapat 2 (dua) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kedua nilai dasar tersebut diantaranya:

  1. Bersih, maksudnya suatu keadaan lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah dan polusi.
  2. Disiplin, maksudnya mematuhi aturan dan kesepakatan yang berlaku.

Materi sebelumnya bloggerkalteng.id

Tag:

Artikel Terkait:

Tinggalkan komentar: