Materi Kuliah

Materi Genre Bahan Pembelajaran TIAD KRR: Seksualitas (lanjutan)

Gambar ilustrasi dari canva
Materi ini lanjutan dari materi yang sebelumnya anda lihat…

Mohon maaf, ketikan tidak beraturan. Silakan di edit.

IV. Pubertas
A. Pengertian
Masa puber adalah masa dimana tubuh sedang mengalami perubahan besar-besaran, dari struktur tubuh anak-anak menjadi struktur tubuh orang dewasa. Biasanya masa puber pada laki-laki antara umur 11-12 tahun, lebih lambat dari perempuan yang sudah mulai saat umur 8 – 10 tahun.Tapi ini tidak mutlak, karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda. Jadi ada laki-laki atau perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat atau justru lebih lambat.

B. Perubahan yang Terjadi Pada Masa Pubertas
Perubahan dari anak memasuki remaja, diatur oleh hormon seks. Perubahan terjadi disebabkan oleh pusat pengendali utama dari bagian otak yang disebut hypothalamus. Hypothalamus bekerja sama dengan kelenjar bawah otak mengendalikan urut-urutan rangkaian perubahan itu dengan mengeluarkan hormon-hormon tertentu, yaitu hormon estrogen dan testosteron. Hormon estrogen dominan pada remaja perempuan dan testosteron pada remaja laki-laki.
1. Hormon Estrogen dan Progesteron pada perempuan
a. Pengaruh dan manfaat hormon estrogen
Hormon ini membuat seorang anak perempuan memiliki sifat kewanitaan setelah remaja. Hormon estrogen mempunyai beberapa khasiat, yaitu:
1) Merangsang pertumbuhan saluran susu di payudara sehingga payudara membesar.
2) Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina.
3) Membuat dinding rahim kian tebal
4) Membuat cairan vagina bertambah banyak.
5) Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul perempuan,
b. Pengaruh dan manfaat hormon progesteron
Hormon progesteron mempunyai beberapa khasiat, yaitu:
1) Melemaskan otot-otot halus
2) Meningkatkan produksi lemak di kulit
3) Meningkatkan suhu badan
4) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang dan besar.
5) Mempertebal dinding rahim.
6) Merangsang kelenjar-kelenjar agar mengeluarkan cairan nutrisi bagi sel telur yang dibuahi.

2. Hormon Testosteron pada laki-laki
Hormon testosteron dihasilkan oleh testis. Hormon testosteron bersama hormon androgen menimbulkan ciri-ciri pertumbuhan seks sekunder.

C. Perubahan Fisik Pada Perempuan
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Perubahan lainnya seperti:
1. Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluan
2. Muncul jerawat pada wajah
3. Kulit dan rambut mulai berminyak
4. Keringat bertambah banyak
5. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
6. Tangan dan kaki bertambah besar
7. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
8. Pinggulmembesar
9. Indung telur membesar
10. Vagina mulai mengeluarkan cairan

D. Perubahan Fisik Pada Laki-laki
Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain antara lain:
1. Tubuh bertambah berat dan tinggi
2. Keringat bertambah banyak
3. Kulit dan rambut mulai berminyak
4. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
5. Tangan dan kaki bertambah besar
6. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
7. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
8. Tumbuh jakun
9. Suara berubah menjadi berat
10. Penis dan buah zakar membesar

E. Perubahan Psikologis Pada Remaja
1. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.
2. Remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness).
3. Remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image).
4. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka.
5. Pada usia 16 tahun ke atas, keunikan remaja akan berkurang karena telah sering dihadapkan pada dunia nyata.

V. Mimpi Basah
A. Pengertian
Mimpi basah adalah keluarnya cairan sperma secara alamiah. Mimpi basah merupakan tanda seorang anak laki-laki telah memiliki kemampuan bereproduksi. Tubuh laki-laki pada awal pubertas akan memproduksi air-mani (sperma) secara terus menerus. Secara alamiah airmaninya akan keluar saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks, disebut “mimpi basah”. Ini adalah pengalaman yang wajar bagi semua remaja laki-laki.

B. Proses
1. Proses mimpi basah
Ketika seorang laki-laki memasuki masa pubertas maka mulai terjadi proses pematangan sperma yang terjadi di testis. Produksi sperma sangat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, istirahat, rokok, narkoba, alkohol dan lain-lain. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan dari testis melalui saluran/vas deferens kemudian berada dalam cairan mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat dan kelenjar lainnya. Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis. Pengeluaran sperma itu disebut ejakulasi.

2. Ereksi
Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang terjadi ketika pembuluh darah di penis dipenuhi dengan darah. Pada saat penis berereksi, otot-otot di dasar kandung kemih akan menjadi lebih rapat, sehingga tidak akan mengeluarkan air seni/kencing pada saat ia melakukan hubungan seksual.Ereksi dapat hilang dengan sendirinya atau dengan terjadinya ejakulasi. Ereksi bisa terjadi karena rangsangan seksual. Tidak ada standar penis yang normal harus berukuran sekian ketika ereksi, karena hal ini juga sangat tergantung dari faktor keturunan dan ras seseorang.

3. Impotensi
Ketidakmampuan ereksi lebih dikenal dengan sebutan impotensi, yaitu keadaan ketika laki-laki mengalami kesulitan untuk memulai dan mempertahankan ereksinya. Impotensi mempengaruhi kemampuan untuk berhubungan seksual, yang sering kali dijadikan ukuran kejantanan seorang pria. Impotensi bisa disebabkan oleh faktor psikologis maupun fisik.
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan impotensi :
a. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi ketidakmampuan ereksi, seperti rasa takut (misalnya takut ketahuan berhubungan seksual padahal belum menikah, takut pasangan jadi hamil, takut ketularan penyakit, dan lain-lain), kurang percaya diri, adanya pengalaman masa kecil yang kurang baik, atau perasaan tidak cinta dan benci pada pasangan.
b. Faktor fisik
Faktor fisik bisa karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, penyakit diabetes (kencing manis) bila tingkat penyakit berat dan tidak terkontrol dengan baik dan gangguan pada kelenjar prostat.
4. Ejakulasi
Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis, yang disebut ejakulasi. Ejakulasi bisa terjadi secara alami melalui mimpi basah atau melalui rangsangan terhadap alat kelaminnya yang disebut masturbasi atau onani.

VI. Menstruasi
A. Pengertian
Menstruasi merupakan pelepasan darah dan sel-sel dari dinding rahim melalui vagina. Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui, dan berakhir saat menopause, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50 tahun.

B. Proses
Pada saat seorang bayi perempuan lahir, ovariumnya mengandung ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi. Ketika seorang perempuan memasuki usia pubertas, ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi menstruasi yang pertama disebut menarche. Menarche umumnya terjadi pada umur 8-10 tahun, paling lambat umur 17 tahun. Hal ini terjadi karena proses pertumbuhan setiap orang berbeda.
1. Proses menstruasi
Proses menstruasi ini akan berlangsung dalam satu siklus, dimana terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh sperma dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.

2. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya. Rata-rata masa menstruasi berlangsung empat sampai lima hari. Namun ada juga yang mengalami haid hanya tiga hari, ada juga yang sampai satu minggu.Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara 28 sampai 29 hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menstruasi :
a. Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi danmembersihkan organ reproduksi luar.
b. Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.
c. Bila perut di sekitar rahim terasa nyeri, dan masih dapat diatasi, tidak perlu minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu misalnya hingga menyebabkan pingsan.
d. Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.
e. Mengkonsumsi tablet penambah darah (zat anti anemia).
f. Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.

4. Sindrom Pre Menstruasi
Sindrom Pre Menstruasi adalah kumpulan gejala sebelum datangnya menstruasi. Gejala ini dapat diminimalisir apabila perempuan dapat menyadari bahwa tubuhnya sedang mengalami perubahan. Gejala tersebut seperti :
a. Nyeri perut dan pinggang
b. Sakit kepala
c. Payudara terasa nyeri
d. Mual
e. Mudah letih dan mudah marah
VII. Kehamilan
A. Pengertian
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan normal diperkirakan sekitar 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Usia terbaik bagi perempuan untuk hamil antara 20 – 35 tahun.

B. Proses Kehamilan
Pada waktu berhubungan seksual, 2 – 3 juta sperma akan masuk ke dalam rahim dan bergerak menuju saluran telur. Jika berhubungan seksual dilakukan pada masa subur, maka sperma akan bertemu dengan sel telur sehingga terjadi pembuahan. Hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur. Apabila sudah ada satu sperma yang masuk, maka dinding sel telur akan berubah kandungan zatnya, yang mengakibatkan sperma tidak dapat masuk. Perjalanan hasil pembuahan dari saluran telur menuju rahim, kira-kira 7 hari, yang disebut fertilisasi. Sel telur yang dibuahi kemudian menempel pada lapisan dinding rahim dan berkembang menjadi janin.

C. Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti
a. Tidak datang haid
b. Pusing dan muntah pada pagi hari
c. Buah dada membesar
d. Daerah sekitar puting susu menjadi agak gelap
e. Perut membesar
2. Tanda Pasti
a. Tes urin positif
b. Pemeriksaan USG
c. Ibu merasakan gerakan bayi
d. Teraba bagian bayi
e. Terdengar denyut jantung janin

D. Keadaan Ideal Untuk Hamil
Usia ideal untuk melahirkan adalah 20 – 35tahun, hal tersebut karena :
1. Secara fisik, perkembangan reproduksi dan jalan lahir sudah cukup optimal. Karena jika kehamilan terjadi pada usia < 20 tahun, maka risiko yang dihadapi :
a. Persalinan yang sulit dengan segala komplikasinya, disebabkan karena rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik.
b. Perkembangan otak janin terlambat.
c. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram.
d. Kegagalan pemberian ASI
e. Tidak optimalnya merawat bayi, yang berdampak pada kematian/kesakitan pada bayi.
2. Secara psikis, diharapkan calon ibu sudah mencapai kematangan emosional.

E. Perawatan Kehamilan
1. Melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter/bidan secara rutin atau paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. Satu kali pada usia kehamilan 1 – 3 bulan (Trimester I)
b. Satu kali pada usia kehamilan 4 – 6 bulan (Trimester II)
c. Dua kali pada usia kehamilan 7 – 9 bulan (Trimester III)
2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
3. Cukup istirahat dan tidak bekerja terlalu berat.
4. Makan yang cukup sesuai kebutuhan gizi pada saat hamil.
5. Penambahan berat badan 9 – 11 kg.
6. Merawat payudara (membersihkan puting susu, mengurut payudara).
7. Minum tablet tambah darah.
8. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

F. Persalinan
Persalinan adalah proses keluarnya janin dari rahim ibu. Adapun persiapan yang perlu dilakukan, antara lain:
1. Memilih tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan
2. Menyediakan perlengkapan untuk kelahiran bayi
3. Mempersiapkan transportasi ke tempat persalinan
4. Menyediakan biaya persalinan
5. Mengetahui tanda-tanda akan melahirkan seperti:
a. Terjadinya kontraksi
b. Keluarnya cairan lendir bercampur darah
c. Ketuban pecah mengeluarkan air ketuban

G. Pasca Persalinan
Perawatan yang perlu dilakukan setelah melahirkan, antara lain :
1. Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan kasa bersih sampai tali pusat lepas.
2. Memeriksakan kesehatan ibu dan bayi 2 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan.
3. Memberikan imunisasi kepada bayi.
4. Memberikan ASI Eksklusif.
5. Minum kapsul Vitamin A
6. Melaporkan kelahiran kepada kader.
7. Menggunakan alat kontrasepsi.

VIII. Seks Pra Nikah
Salah satu perilaku remaja yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan remaja adalah perilaku hubungan seksual pranikah. Hubungan seksual pranikah (premarital sex) adalah kontak seksual yang dilakukan remaja dengan lawan jenis atau teman sesama jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah. Perilaku hubungan seksual pranikah dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kesehatan, sosial dan ekonomi bagi remaja itu sendiri maupun keluarganya.

Beberapa dampak dari perilaku hubungan seksual pranikah, antara lain:
A. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
1. Pengertian
Kehamilan tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh calon orang tua bayi tersebut.
2. KTD pada remaja terjadi karena :
a. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.
b. Akibat pemerkosaan.
3. Dampak KTD pada remaja
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri, keluarga maupun lingkungan sosial. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja dapat memiliki beberapa dampak, yaitu:
a. Dampak fisik, antara lain status kesehatan fisik rendah, perdarahan, komplikasi dan kehamilan yang bermasalah;
b. Dampak psikologis, antara lain tidak percaya diri, stres, malu;
c. Dampak sosial, antara lain prestasi sekolah rendah atau drop out dari sekolah, penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan oleh masyarakat, tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan kemiskinan;
d. Dampak bagi anak yang dilahirkan, anak yang dilahirkan oleh ibu di usia remaja akan mengalami status kesehatan yang rendah, keterlambatan perkembangan intelektualitas dan masalah sosial lainnya.

B. Aborsi
1. Pengertian
Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri. Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis.Kehamilan yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah dapat menyebabkan aborsi spontan atau aborsi buatan pada remaja. Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis, misalnya dengan cara :
a. Penggunaan ramuan yang membuat panas rahim seperti nanas muda yang dicampur dengan merica atau obat-obatan yang keras lainnya.
b. Manipulasi fisik, seperti melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari rahim.
c. Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril (misalnya ujung bambu yang diruncingkan) yang dapat mengakibatkan infeksi pada rahim.
2. Dampak Aborsi
Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan remaja, karena memiliki beberapa dampak, yaitu:
a. Dampak fisik, aborsi yang dilakukan secara sembarangan atau oleh tenaga tidak terlatih dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis atau bahkan kematian. Beberapa dampak fisik dari tindakan aborsi tidak aman antara lain: perdarahan yang terus menerus, infeksi alat reproduksi karena kuretasi yang tidak steril, risiko rupture uterus akibat kuretasi atau fistula genitalis traumatis yaitu terbentuknya suatu saluran antara genital dan saluran kencing atau anus;
b. Dampak psikologis, seperti perasaan berdosa/bersalah;
c. Dampak sosial, seperti dikucilkan oleh masyarakat, teman dan keluarga.
3. Alasan Remaja Melakukan Aborsi
a. Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah.
b. Takut pada kemarahan orangtua.
c. Belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak.
d. Malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum nikah.
e. Tidak menyukai teman yang menghamili. Hubungan seks terjadi karena tidak disengaja.
f. Ingin terus bekerja.
g. Tidak tahu status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan.

C. Infeksi Menular Seksual (IMS)
1. Pengertian
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
2. Bahaya IMS bagi Remaja
IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat remaja perempuan perlu disadari bahwa risiko untuk terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit berlanjut ke tahap lebih parah. Misalnya keputihan yang lebih disebabkan oleh kuman atau bakteri yang masuk ke vagina, akibat pemeliharaan kebersihan yang buruk.
3. Kelompok risiko tinggi terkena IMS
Pada dasarnya setiap orang yang sudah aktif secara seksual dapat tertular IMS. Khususnya orang-orang yang memiliki perilaku sebagai berikut:
a. Orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual
b. Orang yang punya satu pasangan seksual, tetapi pasangan seksualnya suka berganti-ganti pasangan seksual.
4. Faktor penyebab tingginya jumlah pengidap IMS pada remaja, antara lain:
a. Semakin terbukanya akses informasi mengenai seksualitas termasuk pornografi dari media atau internet yang mempermudah remaja untuk mengakses dan memanfaatkannya secara tidak benar.
b. Tingkat permisifitas (serba boleh) dari hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang cenderung melonggar.
c. Perasaan bahwa dirinya tidak mungkin terjangkit penyakit apapun.
d. Kebutuhan untuk mencoba pengalaman baru.
e. Nilai-nilai cinta atau hubungan lawan jenis yang cenderung disalahgunakan.
f. Kurangnya pemahaman remaja akan akibat dari perilaku seks bebas yang dilakukannya.
g. Semakin banyaknya tempat pelacuran baik yang terlokalisir ataupun tidak.
h. Kontrol keluarga dan masyarakat yang cenderung semakin rendah.
i. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang perilaku seksual dan dampaknya. Tidak sedikit masyarakat yang masih belum bisa menerima kehadiran pendidikan seks bagi keluarga. Sehingga anak remaja cenderung untuk mencari informasi kepada teman atau media yang justru tidak mendidik.
5. Jenis, Penyebab dan Gejala IMS
a. Gonorrhea (GO/Kencing nanah)
Penyebab: Bakteri Neisseria Gonorhea
Masa inkubasi :
2-10 hari setelah kuman masuk ke tubuh
Gejala pada pria :
1) Dari uretra (lubang kencing) keluar cairan berwarna putih, kuning kehijauan, rasa gatal, panas dan nyeri.
2) Mulut lubang kencing bengkak dan agak merah.
Gejala pada perempuan :
1) Keputihan (cairan vagina), kental, berwarna kekuningan
2) Rasa nyeri di rongga panggul
3) Rasa sakit waktu haid
Akibat :
1) Penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan kemandulan
2) Kemandulan
3) Infeksi mata pada bayi yang dilahirkan
4) Memudahkan penularan HIV
5) Bayi prematur, cacat dan bayi lahir mati
b. Sifilis (Raja Singa)
Penyebab: Bakteri Treponema Pallidum
Masa inkubasi:
2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk ke tubuh melalui hubungan seksual
Gejala :
1) Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal
2) Bintil/bercak merah di tubuh, tanpa gejala klinis yang jelas
3) Kelainan syaraf, pembuluh darah dan kulit
Akibat :
1) Jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2) Selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan dapat menyebabkan keguguran dan lahir cacat
3) Memudahkan penularan HIV
c. Herpes Genitalis
Penyebab:Virus Herpes Simplex
Masa inkubasi:
4-7 hari setelah virus masuk ke tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau rasa kesemutan pada tempat virus masuk.
Gejala :
Bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri pada kemaluan.Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu hilang sendiri. Dapat kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan menetap seumur hidup.
Akibat :
1) Rasa nyeri berasal dari syaraf
2) Dapat ditularkan kepada bayi pada waktu lahir
3) Dapat menimbulkan infeksi baru, penularan pada bayi dan menyebabkan bayi lahir muda, cacat dan bayi lahir mati
4) Memudahkan penularan HIV
5) Kanker leher rahim
d. Trikomonas Vaginalis
Penyebab: Protozoa Trikomonas Vaginalis
Masa inkubasi:
3-28 hari setelah kuman masuk ke tubuh

Gejala :
1) Cairan vagina (keputihan encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
2) Bibir kemaluan agak bengkak, kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman
Akibat :
1) Kulit seputar bibir kemaluan lecet
2) Dapat menyebabkan bayi prematur
3) Memudahkan penularan HIV
e. Chancroid
Penyebab : Bakteri Haemophilus Ducreyi
Gejala :
1) Luka yang sangat nyeri, tapa radang yang jelas
2) Benjolan di lipatan paha yang sangat sakit dan mudah pecah, meninggalkan ulkus (luka) yang dalam
Akibat :
1) Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya
2) Memudahkan penularan HIV
f. Klamidia
Penyebab : Chlamidia Trachomatis
Gejala :
1) Keluar cairan dari vagina atau keputihan encer dan berwarna putih kekuningan
2) Terasa nyeri di rongga panggul
3) Perdarahan setelah hubungan seksual
Akibat :
1) Penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan kemandulan
2) Kehamilan di luar kandungan (ektopik)
3) Nyeri kronis di rongga panggul
4) Infeksi mata berat
5) Infeksi paru-paru pada bayi baru lahir
6) Memudahkan penularan HIV
g. Condiloma Akuminata (Jengger Ayam)
Penyebab : Virus Human Papilloma
Masa Inkubasi :
2-3 bulan setelah kuman masuk ke tubuh
Gejala :
1) Terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar daerah kemaluan
2) Kutil (lesi) dapat membesar
Akibat :
Menimbulkan kanker mulut rahim
h. Candidiasis (Jamur)
Penyebab : Jamur Candida Albicans
Gejala :
1) Keputihan yang menyerupai putih susu disertai lecet
2) Rasa gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan bau khas
Akibat :
1) Memudahkan penularan HIV
2) Dapat menyerang pria
i. Kutu Pubis
Penyebab : Kutu pada daerah kemaluan
Gejala :
1) Hidup dirambut kecuali rambut kepala
2) Gatal-gatal dengan adanya kutu dirambut kemaluan dan ketiak
3) Kadang-kadang di alis dan bulu mata
j. Hepatitis B
Penyebab : Virus Hepatitis B
Gejala :
1) Kuning pada mata dan kulit
2) Hati membesar
3) Cepat lesu dan lemah
4) Gangguan pada perut
Akibat :
Kanker Hati
k. HIV dan AIDS
Penjelasan detail tentang pengertian, penularan, pencegahan, cara mengetahui, pengobatan, stigma HIV dan AIDSdapat dilihat pada bahan pembelajaran HIV dan AIDS.
6. Pencegahan
Mengingat sebagian besar penularannya melalui hubungan seksual, maka cara pencegahan yang paling efektif adalah :
a. Menghindari melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Melakukan kegiatan-kegiatan positif, agar tidak terlintas untuk melakukan hubungan seksual
c. Mencari informasi yang benar sebanyak mungkin tentang risiko tertular IMS
d. Meningkatkan ketahanan moral melalui pendidikan agama
e. Mendiskusikan dengan orang tua, guru atau teman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual, jangan malu untuk bertanya
f. Menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan hubungan seksual
g. Bersikap waspada
7. Pengobatan
Pengobatan IMS tidak dapat dilakukan sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:
a. Konsultasi kepada dokter
b. Minum obat sesuai anjuran dokter
c. Pasangan seksual diajak serta berobat untuk menghindari penularan berulang
8. Anjuran untuk membantu teman yang terkena IMS
a. Anjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan, bila perlu diantarkan
b. Anjurkan untuk jangan malu menyampaikan keluhan-keluhan kepada dokter atau petugas kesehatan
c. Anjurkan untuk mematuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk dokter/petugas kesehatan
d. Anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual pra nikah
e. Anjurkan agar pasangan seksual temanmu sebaiknya juga diperiksa oleh dokter atau petugas kesehatan
f. Beritahukan tentang akibat-akibat IMS yang berbahaya bagi kesehatan reproduksi
g. Beritahukan untuk menghindari mengobati diri sendiri
9. Mitos Seputar IMS
a. Minum antibiotik dapat mencegah IMS
Antibiotik tidak menjamin dapat mencegah IMS. Karena penggunaan antibiotik harus sesuai dengan petunjuk dokter.Karena penyebab IMS bukan hanya bakteri tapi juga virus.
b. Mencuci alat kelamin
Tidak ada sabun atau desinfektan apapun yang dapat mencegah IMS, bahkan penggunaan sabun pada vagina akan mempertinggi risiko terkena keputihan akibat dari berkurangnya kadar keasaman dari permukaan vagina yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang ada.
c. Penularan melalui kamar mandi/WC
Kuman IMS tidak dapat bertahan cukup lama di luar tubuh, sehingga tidak akan menulari orang lain selain melalui cairan sperma, vagina dan darah, atau adanya perlukaan.

IX. Praktik Penyuluhan dan Konseling
A. Persiapan
1. Membagi peserta menjadi beberapa kelompok
2. Menyiapkan beberapa kasus dan materi penyuluhan dan konseling

B. Pelaksanaan
Masing-masing kelompok memperagakan praktik penyuluhan dan konseling

C. Evaluasi
1. Cara memberikan penyuluhan dan konseling
2. Sikap penyuluh dan konselor
3. Penguasaan materi penyuluh dan konselor

X. Cara Pencatatan dan Pelaporan Penyuluhandan Konseling
A. Jenis Formulir (Formulir terlampir)
B. Cara Pengisian Formulir (terlampir)

Bahan Pembelajaran 4 :
(Pengelola, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya)

TRIAD KRR : HIV dan AIDS

I. Konsep HIV dan AIDS
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, karena terinfeksi virus HIV.

Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987.

II. Tujuan
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat memahami tentang HIV dan AIDS dalam lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan dengan baik dan benar tentang HIV dan AIDS yang meliputi perjalanan infeksi HIV, penularan, pencegahan, pemeriksaan, pengobatan HIV dan AIDS.
2. Menjelaskan tentang stigma dan diskriminasi masyarakat, hal-hal yang dapat dilakukan oleh ODHA dan masyarakat.
3. Mempraktikkan penyuluhan dan konseling.
4. Mempraktikkan cara pencatatan dan pelaporan penyuluhan dan konseling.

III. Perjalanan Infeksi HIV
A. Fase 1 (2 – 6 bulan)
Masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh manusia sampai terbentuknya antibodi terhadap HIV atau disebut HIV positif. Pada fase ini belum menunjukkan gejala, namun sudah bisa menularkan HIV kepada oranglain.

B. Fase 2 (3-10 tahun)
Pada fase ini, pengidap HIV belum menunjukkan gejala (tampak sehat) dan dapat beraktifitas seperti biasa.

C. Fase 3 (AIDS)
Pada fase ini sudah terjadi penurunan kekebalan tubuh, artinya HIV sudah berubah menjadi AIDS. Timbul infeksi oportunistik yaitu infeksi yang tidak berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal, namun berakibat fatal bagi orang yang mengidap HIV. Misalnya: Sarkoma Kaposi dan Pneumonia Pneumocystis carinii.
Tanda-tanda AIDS antara lain:
1. Penurunan 10% berat badan dalam waktu 1 bulan tanpa sebab yang jelas.
2. Diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas.
3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
4. Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
5. Kulit gatal di seluruh tubuh.
6. infeksi jamur kandida pada mulut, lidah atau tenggorokan.
7. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.

IV. Penularan HIV dan AIDS
A. Media Penularan
1. Darah
2. Cairan sperma
3. Cairan vagina

B. Cara Penularan
1. Melalui transfusi darah atau produk darah
2. Transplantasi organ atau jaringan tubuh
3. Pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian, misalnya jarum suntik di antara pengguna narkotika
4. Pemakaian jarum suntik/alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka, secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat.
5. Hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (pada seks vaginal) ; atau cairan sperma dengan darah (pada seks anal)-tanpa penghalang (dalam hal ini kondom)
6. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada bayi yang dikandungnya.
a. Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta.
b. Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
c. Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu ibu.

C. Perilaku yang berisiko menularkan HIV dan AIDS
1. Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV
2. Mempunyai salah satu penyakit/infeksi menular seksual
3. Berhubungan seks melalui anus
4. Pekerja Seks Komersial (PSK)
5. Hubungan seksual yang sering berganti-ganti pasangan

V. Pencegahan HIV dan AIDS
Untuk mencegah penularan HIV dan AIDS sebenarnya mudah, ingat saja ABCDE yang merupakan kepanjangan dari:
A = Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan
(abstinansia).
B = Be faithfull, yaitu tetap setia pada pasangannya, untuk yang sudah
menikah.
C = Condom, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual (melindungi
diri).
D = Don’t use drugs, tidak melakukan penyalahgunaan Napza sama sekali.

E = Equipment, berhati-hati terhadap peralatan yang berisiko membuat luka
dan digunakan secara bergantian (bersamaan), misalnya jarum suntik,
pisau cukur, dll.

Semua orang tanpa kecuali dapat tertular HIV, apabila perilaku sehari-harinya berisiko tinggi terpapar HIV, oleh karena itu yang perlu dilakukan :

Bagi Remaja :
1. Mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan HIV/AIDS.
2. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
3. Mendiskusikan secara terbuka permasalahan seksualitas remaja kepada orang tua, guru, teman atau orang yang memiliki pengetahuan terhadap isu.
4. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, jarum suntik, tattoo dan tindik.
5. Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang terpapar HIV .
6. Menghindari perilaku tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.

Bagi Pengguna Napza :
1. Mulai berhenti menggunakan Napza, sebelum terinfeksi HIV
2. Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
3. Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang dan dihancurkan
4. Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam ke dalam desinfektan (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar.

VI. Pemeriksaan/Tes HIV dan AIDS
A. Tes darah HIV dan AIDS
Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibodi HIV di dalam sampel darahnya.Masing-masing alat tes memiliki sensitivitas (kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV) dan spesifisitas (kemampuan untuk menemukan individu yang tidak mengidap HIV).
Ada 2 macam tes HIV :
1. ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)
Tes ELISA merupakan uji serologis yang digunakan untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim.
Kelebihannyamemiliki teknik pengerjaan relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang tinggi, artinya persentase pengidap HIV yang memberikan hasil negatif palsu sangat kecil. Sedangkan spesifisitasnya adalah antara 99,7%-99,9%, artinya 0,1% – 0,3% dari semua orang yang tidak berantibodi HIV akan dites positif untuk antibodi tersebut.
Kelemahannya adalah terjadi hasil positif palsu karena adanya reaksi silang antara antigen yang satu dengan antigen lain. Untuk itu hasil Elisa positif perlu diperiksa ulang (dikonfirmasi) dengan metode Western Blot yang mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi.Hasil berupa negatif palsu dapat terjadi apabila uji ini dilakukan pada window period, yaitu waktu pembentukan antibodi terhadap suatu virus baru dimulai sehingga jumlah antibodi tersebut masih sedikit dan kemungkinan tidak dapat terdeteksi.
2. Western Blot
Tes Western Blot merupakan sebuah metode untuk mendeteksi protein pada sampel jaringan. Sampel yang positif pada tes ELISA dapat dikonfirmasi dengan tes Western Blot.

B. Syarat Tes HIV dan AIDS
Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah :
1. Bersifat rahasia
2. Harus dengan konseling baik pra tes maupun pasca tes
3. Tidak ada unsur paksaan

C. Prosedur Tes HIV dan AIDS
1. Konseling Pre Test
Yaitu konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang menjalani tes itu diambil. Konseling ini sangat membantu seseorang untuk mengetahui risiko dari perilakunya selama ini, dan bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes. Konseling pre test juga bermanfaat untuk meyakinkan orang terhadap keputusan untuk melakukan tes atau tidak, serta mempersiapkan dirinya bila hasilnya nanti positif.
Tes darah Elisa
a. Hasil tes Elisa (-) kembali ke konseling, penataan perilaku seks yang aman (ingat periode jendela). Pemeriksaan diulang kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya.
b. Hasil tes Elisa (+) konfirmasikan dengan Western Blot
Tes Western Blot
a. Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan post konseling dan pendampingan (menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri).
b. Hasil tes Western Blot (-) sama dengan Tes Elisa (-)

2. Konseling post test
Yaitu konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positif maupun negatif. Konseling post test sangat penting untuk membantu mereka yang hasilnya HIV positif agar dapat mengetahui cara menghindari penularan pada orang lain, serta untuk bisa mengatasinya dan menjalin hidup secara positif. Bagi mereka yang hasilnya HIV negatif, konseling post test bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara mencegah infeksi HIV di masa datang.

VII. Pengobatan HIV dan AIDS
A. Prinsip Pengobatan
Belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu atau vaksin yang dapat mencegah AIDS. Ada 2 macam pengobatan pada HIV dan AIDS :

1. Obat Anti Retroviral (ARV)
Obat ini bekerja dengan caramenghambatproses perkembangbiakan HIV dalam sel CD4 sehingga kondisi tubuh tetap terjaga dan memperbaiki kualitas hidup.
2. Obatinfeksi oportunistik
Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi oportunistik. Contohnya :Kotrimoksazol dosis tinggi untuk mengatasi Pneumonia Pneumocystis carinii dan radioterapi pada Sarkoma Kaposi.

B. Kriteria pemberian obat ARV
Kriteria pemberian obat ARV dengan menggunakan ukuran jumlah CD4, antara lain:
1. Jumlah CD4 masih di atas 350 sel/mm3, pengobatan tidak perlu dilakukan dan tetap dilakukan monitor ketat terhadap CD4.
2. Jumlah CD4 antara 200-350 sel/mm3, dipertimbangkan untuk memulai pengobatan sebelum sel CD4 turun di bawah 200 sel/mm3.
3. Jika sel CD4 berjumlah kurang dari 200 sel/mm3,pengobatan perlu dilakukan karena hal tersebut menunjukkan adanya infeksi oportunistik dan bisa berakibat kematian.
Di samping itu, gejala klinis juga dapat dijadikan kriteria untuk memulai pengobatan berdasarkan riwayat infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan dengan HIV. Misalnya infeksi jamur kandida di dalam mulut, kehilangan lebih dari 10 persen berat badan atau demam lebih dari satu bulan.

VIII. Stigma dan DiskriminasiMasyarakat
Terdapat banyak pendapat untuk memasukkan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) ke penampungan (shelter) khusus penderita HIV dan AIDS. Namun ini berarti merupakan satu bentuk diskriminasi terhadap ODHA. Padahal, tanpa melakukan kontak seksual maupun kontak darah dengan ODHA, HIV dan AIDS yang ada pada tubuh ODHA tidak akan menular ke individu lain, termasuk kepada Orang Hidup Dengan HIV dan AIDS (OHIDHA). Selain itu individu yang masih ada dalam fase HIV masih produktif. Sehingga individu yang bersangkutan masih dapat bekerja dan menghasilkan. Dengan adanya shelter berarti terjadi diskriminasi dalam perlakuan.

Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena :
1. Kurang memperoleh informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV dan AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa yang tidak menularkan
2. Ketakutan terhadap HIV dan AIDS sebagai penyakit yang mematikan. Sehingga mereka belum percaya sepenuhnya informasi yang diberikan.

IX. Hal-hal yang dapat dilakukan
A. Oleh ODHA
1. Mendekatkan diri pada Tuhan
2. Menjaga kesehatan fisik
3. Menghindari penyalahgunaan NAPZA
4. Menghindari seks bebas dan tidak aman
5. Berusaha mendapatkan terapi HIV dan AIDS

B. Oleh Masyarakat
1. Masyarakat peduli dengan penanggulangan epidemi AIDS
2. Masyarakat mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi
3. Masyarakat peduli terhadap ODHA yang sering mendapatkan penolakan dari orang lain.

X. Praktik Penyuluhan dan Konseling
A. Persiapan
1. Membagi peserta menjadi beberapa kelompok
2. Menyiapkan beberapa kasus/materi penyuluhandan konseling
B. Pelaksanaan
Masing-masing kelompok memperagakan praktik penyuluhan dan konseling
C. Evaluasi
1. Cara memberikan penyuluhan dan konseling
2. Sikap penyuluh dan konselor
3. Penguasaan materi penyuluh dan konselor
XI. Cara Pencatatan dan Pelaporan Penyuluhandan Konseling
A. Jenis Formulir (Formulir terlampir)
B. Cara Pengisian Formulir (Terlampir)

Baca kembali materi sebelumnya bloggerkalteng.id

Tag:

Artikel Terkait: