sastra

Satire

Izinkan aku

“laa yukallifullah hunafsan illa wus ‘aha”. Terus ku baca dalam keheningan. Aku yang merasa dekat dari ketidakberdayaan. Menjadi semakin kuat. Karena firman-Nya, nyata dan memeluk dalam rasa.

Satire

Firdaus kecil

di sini : sebuah firdaus kecil, petualang kecil, keliaran kecil, luput dari pupil yang tak meruncing.

Satire

Quo Vadis

atau mewahnya, impian tentang bebas, dan warna-warna, tak lagi tipuan, yang mengekang, sebuah pilihan

Satire

Capo Di Capi

di sini, dalam sepi itu, apa yang tak kuurai, kecuali air mata yang berasal dari Cinta dan debu. Lihat aku! Berjuta noda.

Satire

Sepeda tua

Angkuh tidak akan menjadikan kita lebih baik. Belajarlah dari keangkuhan yang telah runtuh.

Satire

Dialog daun-daun

(Ketika sehelai demi sehelai rontok, bagi dedaunan waktu adalah penguasa atas segala yang tumbuh). Aku menatapmu merekah. Karena kutahu kau adalah harapan.